Shitsuke, yang berarti Sustain atau Disiplin dalam metodologi 5S, merupakan langkah terakhir yang menekankan pada pentingnya membiasakan diri dengan praktik-praktik yang telah diterapkan dalam 4S sebelumnya (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu). Konsep utama dari Shitsuke adalah “melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan,” menurut Takashi Osada. Dalam konteks ini, Shitsuke berarti mempertahankan standar yang telah ditetapkan dan konsisten dalam menerapkannya. Kristianto Jahja mendefinisikan Shitsuke sebagai “melakukan apa yang harus dilakukan, dan tidak melakukan apa yang tidak boleh dilakukan,” yang menekankan pada pentingnya mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku.
Shitsuke membantu menciptakan budaya kerja yang disiplin dan terorganisir. Dengan konsistensi dalam penerapan 5S, karyawan menjadi lebih bertanggung jawab dan terlibat dalam pemeliharaan lingkungan kerja. Hal ini membawa dampak positif terhadap efisiensi, keamanan, dan kepuasan kerja.
Shitsuke, sebagai elemen terakhir dari metodologi 5S, memainkan peran krusial dalam membentuk dan mempertahankan budaya kerja yang disiplin dan terorganisir. Dampaknya terhadap budaya kerja dapat dilihat dari beberapa aspek utama:
1. Meningkatkan Disiplin dan Tanggung Jawab:
2. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas:
3. Membangun Kultur Positif
4. Meningkatkan Keamanan
5. Konsistensi Dalam Kualitas
Implementasi Shitsuke dalam metodologi 5S memiliki dampak yang luas dan signifikan terhadap budaya kerja. Tidak hanya meningkatkan efisiensi dan keamanan, tetapi juga membangun lingkungan kerja yang lebih positif, terorganisir, dan disiplin. Dalam jangka panjang, Shitsuke membantu membentuk budaya kerja yang berkelanjutan di mana karyawan merasa dihargai dan terlibat, mengarah pada peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja.
Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan Shitsuke dengan langkah-langkah berikut:
Dalam studi kasus ini, perusahaan berhasil mengintegrasikan 5S ke dalam budaya kerjanya. Kebersihan dan ketertiban menjadi norma, dan karyawan secara aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan standar. Akibatnya, terjadi peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional dan kepuasan kerja.
Shitsuke, atau disiplin, adalah elemen penting dalam menjaga keberlanjutan praktik 5S di tempat kerja. Melalui penerapan Shitsuke, perusahaan dapat memastikan bahwa standar yang telah ditetapkan tidak hanya dipatuhi tetapi juga menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari. Ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, aman, dan menyenangkan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan.